Muhammad Teladanku Jilid 6 |
Semenjak viralnya sebuah karya yang begitu merendahkan.
Kehebohan di media sosial pun tak terelakkan.
Pada akhirnya, membawa saya untuk berulangkali membaca kisah awal mula adanya adzan yang terdapat dalam buku Muhammad Teladanku ini.
***
Dikisahkan bahwa, kala itu Nabi Muhammad dan para sahabatnya sedang membahas bagaimana cara untuk mengingatkan pada orang-orang jika waktu salat tiba.
Setelah berbagai usulan disampaikan, Rasulullah menyetujui cara yang terakhir diusulkan. Maka, apabila waktu salat tiba, Bilal pun pun berseru-seru, “Ash shalatu jamiah! Salatlah berjamaah! Salatlah berjamaah!”
Sampai suatu malam, Abdullah bin Zaid yang berada dalam keadaan setengah tertidur melihat seorang laki-laki membawa genta. Abdullah ingin membelinya untuk memanggil salat. Orang itu berkata, “Akan kutunjukkan yang lebih baik daripada itu. Berserulah, 'Allahu Akbar! Allahu Akbar! Asyhadu allaa ilaaha illallah! Asyhadu allaa ilaaha illallah! Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah! Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah! Hayya 'alashshalah! Hayya 'alashshalah! Hayya 'alal falah! Hayya 'alal falah! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Laa ilaaha illallah!’”
Kemudian, orang tersebut berdiri di tempat yang agak jauh dan mengajarkan bacaan iqamat.
Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid mengabarkan mimpinya kepada Rasulullah saw. Dengan wajah berseri, Rasulullah saw bersabda, “Itu mimpi yang benar, insyaAllah. Pergilah engkau menemui Bilal karena Bilal itu suaranya lebih tinggi dan lebih panjang. Amatilah Bilal segala apa yang diucapkan orang dalam mimpimu itu. Hendaklah Bilal memanggil orang salat dengan cara demikian itu!”
Bilal pun kemudian mengumandangkan azan dan iqamat seperti yang diajarkan Abdullah bin Zaid kepadanya. Mendengar suara Bilal, Umar bin Khattab datang tergopoh-gopoh menemui Rasulullah saw sambil berkata, “Ya Rasulullah! Demi Zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh semalam saya telah bermimpi bertemu seseorang dan berseru sebagaimana yang diucapkan Bilal.”
Rasulullah saw pun bersabda, “Segala puji bagi Allah, demikian itulah yang lebih tetap.”
(Sumber : buku Muhammad Teladanku jilid 6 halaman 30-31)
***
Bersyukur sekali bisa bertemu dengan buku ini, segala informasi yang selama ini tak kuketahui dengan baik bisa kudapati, dengan penjabaran yang mudah dipahami.
Ya Robbi, ternyata, ajaran adzan itu diterima Rasulullah melalui mimpi dua orang sahabatnya. Masihkah kita meragukan keagungannya?
Posting Komentar
Posting Komentar