Top Selfie Cemara Sewu |
Berawal dari pertanyaan Kiya mengenai pohon cemara, sore itu, hari Senin, tanggal 15 Oktober 2018 kami terdampar di sini. Wanawisata Top Selfie Cemara Sewu (TSCS), objek wisata baru di Kabupaten Semarang. Terletak di dusun Kalianyar, Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, tak begitu jauh dari pusat kota, tetapi masih asri dan jauh dari polusi.
Sore itu kami menapakkan kaki di pelataran parkir. Tak satu pun kendaraan terlihat di sana. Karena ragu, kami pun membawa motor masuk sampai di loket tiket. Menurut pengelola yang lupa kami tanyakan namanya, masih ada waktu 2 jam untuk kami menikmati pemandangan.
Maklum, karena berupa hutan, dan minimnya penerangan, pukul 17.00 sudah harus ditutup. Tentunya untuk menghindari hal-hal yang (barangkali) diinginkan oleh sebagian orang, tetapi tidak baik untuk dibiarkan. đŸ˜…
Berhubung sepi pengunjung, kami diperbolehkan parkir di dalam, dengan catatan mencari tempat yang aman. Berdasarkan cerita dari Bapak pengelola, seringkali ranting pohon Cemara berjatuhan tiba-tiba, kalau sampai jatuh tepat di atas motor, tentu saja mereka tidak sanggup untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.
Berbekal tiket seharga 7.500/ orang, kami masuk ke tempat wisata yang asri dan dipenuhi warna pelangi. Beberapa gubug bambu bercat pelangi berdiri kokoh di antara pohon-pohon Cemara yang menjulang tinggi.
Sesuai namanya, 'Top Selfie’, di berbagai sudut hutan terdapat spot-spot unik dan cantik dari pohon bambu untuk memuaskan hasrat bergaya bak foto model yang kini sedang ngetren.
Tak heran, jika tempat ini menjadi salah satu pilihan untuk melakukan pre-wedding calon pengantin, seperti yang kami saksikan sore itu.
Berkunjung ke wanawisata Top Selfie Cemara Sewu di sore hari menjadi sebuah keuntungan besar bagi kami, karena bisa memilih gubug bambu ternyaman, tak perlu berebut ayunan, dan bebas berswafoto sepuasnya tanpa tergesa-gesa oleh panjangnya antrean. Terutama untuk spot foto 'rumah pohon’ yang menjadi primadona di sini.
Tak perlu cemas jika tiba-tiba perut terserang lapar, atau sekadar ingin melepas dahaga, ada deretan warung makan sederhana terdapat di sisi kiri hutan. Deretan kamar mandi pun tersedia di dalam tempat wisata. Satu-satunya fasilitas umum yang belum saya temui hanyalah mushola, barangkali kurang lama saya berkeliling, atau memang masih dalam proses pembuatan, kami tak tahu pasti.
Sungguh, berada di hutan wisata ini membuat kami betah berlama-lama, dan enggan beranjak pulang. Keasrian alamnya, sejuknya udara, dan ketenangan suasana di sana memantik inspirasi. Keluasan lahannya memberi kebebasan pada anak-anak untuk mengekspresikan kegembiraan. Meski membuat saya terseok-seok mengejar sang buah hati yang asyik berlarian, berpindah dari satu titik ke titik yang lain.
Setelah puas bercengkrama dengan alam, melalui negosiasi yang lumayan alot, kami berhasil mengajak Kiya pulang. Tepat pukul 17.00 kami meninggalkan lokasi dengan membawa sejuta kenangan, dan keinginan untuk kembali lagi. Suatu saat nanti.
___
#komunitasonedayonepost
#odopbatch6
#tantanganODOP
#nonfiksi
Posting Komentar
Posting Komentar