"Taburlah tindakan, tuailah kebiasaan; taburlah kebiasaan, tuailah karakter; taburlah karakter, tuailah nasib. Dan satu fungsi utama seorang pendidik ialah untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan yang diajarkan begitu teratur, terencana, dan bertahap sehingga sang anak akan menuai kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik, dalam berpikir dan bertindak, tanpa harus lagi bersusah payah mengupayakannya secara sadar” (volume. 2, hlm. 124)
Pendidikan pada hakikatnya adalah formasi kebiasaan-kebiasaan, habbit training. Dalam pendidikan Charlotte Masson, peranti yang kedua disebut education is a discipline. Prinsip ini menegaskan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik bukan hanya harus diteladankan, tetapi juga dilatihkan kepada anak-anak.
Pentingnya habit training berangkat dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang terbentuk oleh kebiasaan dan pembiasaan. Hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari secara otomatis akan menjadi kebiasaan yang terpatri dalam diri kita, sehingga tanpa diminta pun akan jalan dengan sendirinya.
Menanamkan kebiasaan baik pada anak itu sangat penting. Semakin dini kita teladankan, dan latihkan, semakin cepat dan mudah kebiasaan baik tersebut tertanam. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa pada masa usia emas anak (golden age) mereka bisa diibaratkan seperti spon basah, bisa menyerap rangsangan apa saja yang diterima oleh panca inderanya.
Pada tantangan game level 2 kelas Bunsay kali ini, para orang tua, khususnya Ibu diajak melatih kemandirian anak sejak dini.
Tantangan yang berkesinambungan. Setelah sebelumnya, kita terbiasa berkomunikasi produktif dengan anak, meminimalisir terjadinya miskomunikasi, kini kemampuan tersebut kita gunakan untuk melatihkan kemandirian.
Di hari pertama tantangan kali ini, saya melatih Kiya untuk makan sendiri. Kebiasaan ini sudah saya jalankan sejak lama, tetapi karena tidak konsisten, hasilnya pun belum sesuai harapan. Saat tertentu, tanpa diminta ia akan sadar dengan sendirinya untuk makan tanpa bantuan ibunya, tetapi lebih sering masih merengek minta disuapi.
Pagi ini, Ibu mengawali hari dengan sounding ke Kiya, “Mulai hari ini Kiya makan sendiri ya. Kan katanya mau cepat sekolah seperti teman-teman, berarti harus mandiri dong.”
Meski awalnya sempat merengek, tetapi Ibu lebih tega(s) dari biasanya. Alhamdulillah, makan pagi dan siang berjalan sesuai harapan. Kiya mau makan sendiri tanpa campur tangan ibu sama sekali.
Begitulah, terkadang kita sebagai orang tua yang masih belum bisa tega(s) pada anak, padahal sebenarnya anak mampu melakukannya. Bismillah, semoga awal yang baik ini terus konsisten dijalani dan menjadi habit training untuk kami. đŸ˜‡
Sumber referensi :
Kristi, Ellen. 2016. Cinta yang Berpikir: Sebuah Manual Pendidikan Karakter Charlotte Masson. Semarang : Ein Institute.
___
#Harike-1
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional
#komunitasonedayonepost #ODOPbatch6
Posting Komentar
Posting Komentar